Cemburu Sih, Tapi Bukan Siapa-Siapa

Gaes, apakah kalian permah merasakan hal seperti ini:

"Sepertinya aku mulai egois. Pada awalnya, kumpul bersama teman dan bisa melihat kehadirannya saja sudah lebih dari cukup. Lambat laun, aku sadar bahwa aku ingin memilikinya seutuhnya. Aku ingin waktunya, perhatiannya, kehadirannya, semua hanya ditujukan untukku. Aku ingin menikmati kebersamaan hanya berdua dengannya. Seakan perasaan ini memonopoli pikiranku. Aku mulai bermain dengan perasaan dan rasa cemburu.

Oh, betapa tidak rasionalnya aku dalam kondisi sekarang ini. Ya, kami semua berkumpul, tetapi aku ingin interaksinya hanya ditujukan kepadaku semata. Aku merasa sangat aneh, tingkah laku yang cuek ini menurutku mulai menuntut lebih darinya. Aku ingin dia memberikan perhatian lebih, menanyakan dan mengantarku pulang, aku ingin dia menggenggam erat tanganku, menepuk pundak dan kepalaku, memelukku dalam kehangatan. Aku cemburu, aku kesal, aku sedih, aku marah, aku ingin lebih dari sahabat. Tantangan terhebat sepanjang masa.. Dia tidak sedang mendekati ataupun memberikan perhatian lebih ke wanita lain, hanya saja kebersamaan ini dengan teman banyak yang artinya perhatiannya terbagi ke segala penjuru. Aku mulai egois dengan menginginkan lebih... Bergumul dengan perasaan ini namun tidak berdaya. Foto yang kami ambil, aku melihat betapa bahagia dan cerianya dia dalam kumpulan pertemanan kami. Akankah perasaan ini terbalaskan? Apakah dia memiliki perasaan yang lebih dariku? Apakah dia juga merasakan hal yang sama denganku?"

 Taukah kalian, egoisme ini adalah suatu sikap yang terlalu kekanak-kanakan. Rasio berpikir mulai terenggut oleh perasaan yang tidak memiliki parameter yang jelas. Kamu harus kembali ke posisi awal, harus mulai memposisikan diri. Ya, dengan tegas katakan pada diri sendiri bahwa kamu bukan siapa2. Saat ini statusmu hanyalah teman, sama seperti mereka semua dan porsi perhatian yang diberikan harusnya lebih dari cukup ya kalau kamu sadar bahwa posisimu adalah sebagai seorang teman.

Ayolah, Bawa perasaan dan emosimu ke alam rasional. Oke, kita memang sedang dalam suasana hati yang buruk, namun respon terhadap suatu situasi menentukan langkah selanjutnya.

Well, belajar menjadi lebih dewasa itu ga gampang sih. Kendalikan diri kita, kendalikan emosional dan perasaan kita. Gak mau kan dianggap sebagai anak bocah karena sikap kita yang childish? Yuk tunjukkan bahwa kamu adalah pria2 atau wanita2 yang dewasa, bijaksana, dapat diandalkan dan mandiri. Ya, kita semua adalah orang hebat, pemimpin handal. Jangan lupakan identitas hanya karena suatu situasi sementara. Respon terhadap gejolak hati itu mempengaruhi hubungan dengan dia di masa depan. Detik ini juga kembalikan pikiran ke timbangan yang masuk logika mereka. Apakah hal ini terlalu kecil untuk menjadi suatu masalah besar? Kita sedang bergulat dengan perasaan sendiri. Nothing big to deal with. Kendalikan dia dan jadikan suasana lebih ceria. Belajar tegar dan kuat, angkat wajahmu, tersenyum dan jadilah dirimu yang luar biasa seperti sebelum kamu mengenalnya. Jangan lupakan jati dirimu. Siapa kamu dan respon bagaimana yang kamu berikan menentukan kelanjutan hubunganmu dengnnya. Fighting! We are the winner! Jangan mau kalah sama perasaan semua ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aloevera Gel Merk Nature Republic

Kehidupan Setelah Pernikahan